Uji Aktivitas Antijamur Fungi Endofit Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendans) Terhadap Jamur Candida albicans.

Authors

  • Wulan Yuliani Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi YPIB Cirebon
  • Rian Ismail STIKes Muhammadiyah Ciamis

DOI:

https://doi.org/10.56359/pharmgen.v2i1.172

Keywords:

Tanaman Sarang Semut, Myrmecodia pendans, Aktivitas antijamur, Candida albicans

Abstract

Pendahuluan: Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendans) merupakan salah satu tanaman yang telah dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai penyakit. Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendans) merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam pengobatan dan upaya mempertahankan kesehatan masyarakat. Spesies Candida albicans penyakit yang disebabkan oleh Candida albicans dapat menyerang mulut, kulit, kuku, paru-paru. Tanaman sarang semut (Myrmecodia pendans) dapat digolongkan ke dalam bahan yang mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, alternatif pengobatan atau pencegahan pada sariawan, keputihan, endometriosis, yang disebabkan oleh jamur Candida abicans.

Tujuan: untuk mengetahui karakteristik makroskopik dan mikroskopik Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendans) terhadap Candida albicans, untuk mengetahui aktivitas antijamur fungi endofit yang terdapat pada Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendans) terhadap Candida albicans , untuk mengetahui fungi endofit Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendans) mempunyai aktvitas antijamur terhadap Candida albicans.

Metode: jenis penelitian eksperimen, dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara Random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis fungi endofit tanaman sarang semut (Myrmecodia pendans) yang tumbuh dari penanaman selama 14 hari. Jika fungi endofit yang tumbuh < 3 jenis maka dibuat konsentrasi 1,5% dan 3%. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode difusi agar sumuran dengan Candida albicans sebagai jamur uji serta 5 jenis fungi endofit tumbuhan sarang semut sebagai kelompok uji, serta kontrol positif nystatin dan kontrol negatif aquadest

Hasil: Hasil yang akan didapatkan dari penelitian ini lebar daerah hambatan pertumbuhan jamur. Dari hasil penelitian didapatkan diameter fungi endofit kuning (X1) adalah (4,4 mm), fungi endofit putih (X2) adalah (5,1 mm), fungi endofit hijau (X3) adalah (5,0 mm), fungi endofit hitam (X4) adalah (4,8 mm), fungi endofit coklat (X5) adalah (4,9 mm), kontrol negatif (0 mm), Kontrol positif (6,1 mm). dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa fungi endofit tumbuhan sarang semut memiliki aktivitas antijamur terhadap jamur Candida albicans.

Kesimpulan: Tidak ada jenis fungi endofit Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendans) yang paling baik sebagai antijamur terhadap Candida albicans.

References

Adila, R., Nurmiati, dan Anthoni, A. 2013. Uji Antimikroba Terhadap Pertumbuhan Candida Albica, Staphilococcus aurens dan Eschercia coli. Jurnal Biologi.

Agusta, A. 2009. Biologi dan Kimia Jamur Endofit. Penerbit ITB, Bandung.

Alistigna. 2015. Klasifikasi Fungi dan Reproduksi Fungi : Jakarta.

Anonim. 2011. Plantamor. Klasifikasi Sarang Semut. Diakses Oktober 2020.

Barnett, H.L. & Hunter, B.B (1992). Illustrated Genera Of Imperfect Fungi (Third Edition). Minneapolis, Minnesota : Burgess Publishing Company.

Cappuccino, J.G. & Sherman N. (2014). Manual Laboratorium Biologi. Jakarta, Indonesia: EGC.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Jilid III. Jakarta.

Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta

Evi Rosyida Sari, Estu Retnaningtyas Nugraheni. Uji aktivitas antifungi ekstra etanol daun cabai jawa (Piper retrofractum) terhadap pertumbuhan candida albicans. Jurusan D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Felisha Febriane Balafif: Aktivitas Antijamur Fraksi Air Sarang Semut Myrmecodia Pendens pada Candida Albicans ATCC 10231 Volume 49 No. 1, Maret 2017.

Gandjar, I. (2006). Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta, Indonesia: Yayasan Obor Indonesia.

Izza, I. 2011. Isolasi, Karakterisasi dan Identifikasi Bakteri Endofit daari Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) yang Berpotensi Sebagai Penghasil Antimikroba. UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Jawetz,E.,J.L. Melnick & E.A. Adelberg. 2004. Medical Microbiology. Lange Medical Publications, Canada.

Magdalena M. 2009. Candida albicans. Universitas Sumatera Utara Press, Medan.

Murdiyah,Siti.2017. Fungi Endofit Pada Berbagai Tanaman Berkhasiat Obat di Kawasan Hutan Evergreen Taman Nasional Baluran dan Potensi Pengembangan Sebagai Petunjuk Parktikum Mata Kuliah Mikologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia.Vol.3,No.1.pISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhayati. (2010). Senarai Istilah-Istilah Mikologi. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Octavia, A. 2017. Perbandingan Pertumbuhan jamur Aspergillus flavus pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media Alternatif dari singkong (Manihot esculenta Crantz). Analisis Kesehatan :Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.

Pratiwi ST. 2008. Mikrobiologi farmasi. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Rahma, Nazula. 2013. Pengamatan Morfologi Fungi Praktikum : Jakarta

Rante, H. Taebe, B. & Intan, S. (2013). Isolasi fungi endofit penghasil senyawa antimikroba dari daun cabai katokkon (Capsicum annuum L var. Chinensis) dan Profil KLT Bioautografi. Majalah Farmasi dan Farmakologi.

Restiani, R. A., Suarsini, E. & Indriwati, SE. (2016). Test of fungi number of syzygium polyanthum bark simplisia for traditional medicine as disseminate material to the low economic communities in Malang. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 2 (3), 300-308

Ridwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Simatupang, M. M. 2009. Candida albicans. Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan. 17 hlm.

Strobel, G,. B. Daisy, U. Castillo and J. Harper. 2004. Natural Products From Endophytic Microorganism. Journal of Natural Products. Vol 67.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 2013.

Sundari, D., Dzulkarnain, B., Widowati, L., Astuti, Y., Adjirni., Pudjiastuti. 1998. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia IX. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI.

Sundari, D., Dzulkarnain, B., Widowati, L., Astuti, Y., Adjirni., Pudjiastuti. 1998. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia IX. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti : Jakarta.

Tjay, T.T & Raharja, K. 2013. Obat-Obat Penting. Jakarta; Gramedia.

Tortora, G.J., B.R/ Funke, Christine L.C. 2001. Microbiology an Introduction. International Edition. Addison Wesley Longman, Inc. New York. Isolation, id.

Turnbull, P.C.T. 1996. Bacillus. In: Baron, S., editor. Medical Microbiology. 4th edition. Galveston (TX): University of Texas Medical Branch at Galvaston. Chapter 15.

Utami, U. 2011. Isolation, Identification and antimicrobial activities selection of endophytic bacterial from Mangrove Bruguiera Gymnorrhiza..Intern. Journal of Academic Research, vol.3, p. 187-194.

Waluyo, L. 2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UMM Press: Malang.

Yunus, A. (2012). Isolasi fungi endofit dari tanaman Artemisia Annua L dan Mengetahui Kemampuannya dalam Menghasilkan Artemisinin. Retireved.

Yusuf, A. L., Nugraha, D., Wahlanto, P., Indriastuti, M., Ismail, R., & Himah, F. A. (2022). Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Gel Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia L.) Dengan Variasi Konsentrasi Carbopol 940. Pharmacy Genius, 1(1), 50-61.

Downloads

Published

20-02-2023

How to Cite

Yuliani, W., & Ismail, R. (2023). Uji Aktivitas Antijamur Fungi Endofit Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendans) Terhadap Jamur Candida albicans. Pharmacy Genius, 2(1), 31–42. https://doi.org/10.56359/pharmgen.v2i1.172