Perbandingan Penggunaan PGA, Na-Alginat, dan Amilum Manihot dalam Formulasi Granul Enzim Papain

Authors

  • Inding Gusmayadi STIKES Muhammadiyah Ciamis
  • Fahjar Prisiska FFS UHAMKA Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.56359/pharmgen.v4i3.933

Keywords:

enzim papain, granul, PGA, Na-Alginat, amilum manihot

Abstract

Pendahuluan: Enzim papain dikenal memiliki manfaat dalam membantu proses pencernaan serta meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk memudahkan pemanfaatannya, enzim papain diformulasikan dalam bentuk granul. Dalam pembuatan granul, pemilihan bahan pengikat menjadi unsur utama karena berperan penting dalam menyatukan partikel sehingga menghasilkan sediaan granul yang berkualitas baik.

Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pati Xanthosoma undipes K.Koch Penelitian ini bertujuan untuk melihat variasi konsentrasi PGA 1%, 3%, 5%, Na-Alginat 1%, 2%, 3% dan Amilum Manihot 5%, 7,5%, 10% sebagai bahan pengikat.

Metode: Granul dibuat dalam 9 formula dengan perbedaan setiap formula adalah pada bahan pengikatnya. Kemudian dilakukan evaluasi yang meliputi distribusi ukuran partikel dan kerapuhan granul.

Hasil: Dari evaluasi distribusi ukuran partikel pada granul enzim papain diperoleh ukuran partikel 564,50 nm – 667,00 nm, kerapuhan granul < 20%. Selanjutnya data hasil evaluasi dianalisa dengan Anova dua arah dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), hasilnya menunjukkan nilai Sig 0,000 < 0,05 kemudian dilanjutkan dengan Uji Tukey HSD yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna dari 9 formula.

Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PGA, Na-Alginat dan Amilum Manihot sebagai pengikat pada granul enzim papain dengan granulasi basah dari F1 sampai F9 memenuhi persyaratan secara farmasetik

References

Sadikin MH. (2012). Biokimia Enzim. Rina Saidah (Ed.). Widiya Medika. Jakarta.Hlm. 33-35.

Bhagavathy S, Pushya K, Gayathridevi R, Jeniffer J. (2019). Purification Characterization and Application of Bromelain from Ananas Comosus. Journal of Applied and Advanced Research. 4 (5). Hlm 133-140.

Siregar CJP, Wikarsa. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Terjemahan: July M, Nurul A,, Amalia HH. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hlm. 1-11, 102, 143-172.

Kemenkes. (2020). Farmakope Indonesia Edisi 6. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Hlm. 6-8, 338.

Murtini, G., & Elisa, Y. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hlm; 87, 88, 89, 90, 91, 92, 117, 131, 167, 171, 177.

Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Terjemahan: Suyatmi S. Edisi 2. Universitas Indonesia. Jakarta. Hlm. 653.

Hadisoewignyo L, Achmad F. 2013. Sediaan Solida. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Hlm. 21-68.

Agoes G. 2012. Sediaan Farmasi Padat. Edisi 6. ITB. Bandung. Hlm. 18-21, 286-289, 293, 321-324.

Ansel. 2013. Bentuk Sediaan Farmasetis dan Sistem Penghantaran Obat. Terjemahan: Afifah HN, Ningsih TR. Edisi 9. EGC. Jakarta. Hlm. 243-246.

Ernawati S. 2012. Biokimia Dasar. PT ISFI Penerbitan. Jakarta. Hlm.145.

Rowe RC, Paul JS, Marian EQ. 2009.Handbook of Phamaceutical Excipients.Edisi 6. Amerika. Pharmaceutical Press. Hlm. 1-2.

Voigt R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Soewandhi SN (Ed.). Edisi 5. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hlm. 202-208.

Downloads

Published

30-10-2025

How to Cite

Gusmayadi, I., & Prisiska, F. (2025). Perbandingan Penggunaan PGA, Na-Alginat, dan Amilum Manihot dalam Formulasi Granul Enzim Papain. Pharmacy Genius, 4(3), 146–157. https://doi.org/10.56359/pharmgen.v4i3.933

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.