Pharmacy Genius https://genius.inspira.or.id/index.php/pharmgen <p>Pharmacy Genius is a scientific journal that is managed and published by the Inspirasi Elburhani Foundation worked closely with Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Pharmacy Genius published three times a year, namely February, June, and October. with the ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20221025271006850" target="_blank" rel="noopener">2964-4771</a>. The article was published in the journal Pharmacy Genius, selected by the editors, and reviewed by the reviewer. Articles published in Pharmacy Genius must not be published in other journals or have been previously published. With a view to publishing the results of research that has been carried out by lecturers and students from universities throughout Indonesia in the fields of pharmacy and health.</p> Yayasan Inspirasi El Burhani en-US Pharmacy Genius 2964-4771 Evaluasi Fisik Facial Wash Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Berbasis Gelling Agent https://genius.inspira.or.id/index.php/pharmgen/article/view/396 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Perbedaan jenis <em>Gelling Agent</em> dapat memengaruhi sifat fisik dari sediaan dikarenakan perbedaan sifat fisika kimianya. Konsentrasi <em>Gelling Agent</em> yang tidak sesuai standar seperti pemakaian dengan konsentrasi tinggi atau bobot molekul besar dapat menghasilkan sediaan gel yang sulit dikeluarkan pada kemasan.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik, iritasi primer, dan hedonik sediaan gel <em>Facial Wash</em> ekstrak daun sirsak dengan variasi <em>Gelling Agent</em> Na-CMC, HPMC, Carbopol 940.</p> <p><strong>Metode</strong>: Metode pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan 3 formula dimana formula 1 menggunakan basis Na-CMC, formula 2 menggunakan basis HPMC, dan formula 3 menggunakaan basis Carbopol 940.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Hasil uji sifat fisik sediaan menunjukkan semua formula memenuhi rentang persyaratan sifat fisik gel yang baik. Hasil uji iritasi diketahui bahwa semua formula tidak menimbulkan edema dan eritema pada hewan uji dan mendapatkan skor indeks iritasi primer sebesar 0,0. Hasil uji hedonik didapatkan hasil formula 3 menempati ranking pertama paling disukai kemudian formula 1 pada ranking 2 dan formula 2 pada ranking terakhir. Hasil pengujian statistik sifat fisik semua parameter menunjukan signifikansi &lt; 0,05 yang artinya terdapat perbedaan signifikan antara F1, F2, F3 kecuali parameter tinggi busa dan persen daya busa menunjukan tidak ada perbedaan sinifikan antara F1, F2, F3 dengan signifikansi &gt; 0,05.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Kesimpulan pada penelitian ini adalah semua formula memiliki sifat fisik yang baik, tidak menimbulkan iritasi dan memiliki hasil kesukaan yang berbeda beda.</p> Alvin Ulinnuha Fauziah Fauziah Khamdiyah Indah Kurniasih Desy Nawangsari Rani Prabandari Copyright (c) 2024 Pharmacy Genius https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-10-30 2024-10-30 3 3 136 148 10.56359/pharmgen.v3i03.396 Evaluasi Sifat Fisik Masker Clay Ekstrak Etanol Kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca (L.) Kunt. var. sapientum) Dengan Kaolin Dan Bentonit Sebagai Basis Masker https://genius.inspira.or.id/index.php/pharmgen/article/view/411 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Masker wajah berjenis <em>clay</em> sering digunakan karena memiliki kemampuan untuk meregenerasi kembali kulit. Perubahan pada kulit akan terlihat ketika masker mulai menunjukkan efek menarik pada permukaan kulit setelah mengering. Sensasi ini merangsang penyegaran kulit, dengan masker clay mampu mengangkat kotoran dan komedo ketika masker dicuci dari wajah. Hasilnya setelah menggunakan masker adalah kulit akan terlihat lebih cerah dan bersih.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik, iritasi dan kesukaan masker <em>clay</em> ekstrak etanol kulit pisang ambon <em>(Musa Paradisiaca (L.) Kunt. var. Sapientum)</em> dengan kaolin dan bentonit sebagai basis masker.</p> <p><strong>Metode</strong>: Metode eksperimental menggunakan hewan uji untuk pengujian iritasi, dan menggunakan panelis terhadap pengujian kesukaan masker yang dihasilkan. Sampel dalam penelitian ini adalah kombinasi kaolin dan bentonit masing-masing F1(26,5%:0,5%), F2(26%:1%), F3(25,5%:1,5%), F4(25%:2%).</p> <p><strong>Hasil</strong>: Hasil evaluasi menunjukan semua formula memenuhi standar organoleptis, homogenitas, pH, daya lekat dan daya sebar. Pengujian dengan Kruskal Wallis menunjukan perbedaan signifikansi pada pH, daya lekat, daya sebar dan waktu kering antara formula. Uji iritasi pada hewan uji menunjukan tidak terjadinya eritema dan edema, dengan indeks iritasi primer 0. Uji hedonik menunjukan semua formula disukai oleh panelis, dengan formula 3 mendapatkan skor tertinggi.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Dalam penelitian pada keempat formula telah memenuhi standar pengujian, dengan hasil formula 3 lebih direkomendasikan sebagai produk masker <em>clay</em>.</p> Ajeng Sukma Pamungkas Fauziah Fauziah Galih Samodra Copyright (c) 2024 Pharmacy Genius https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-10-30 2024-10-30 3 3 149 160 10.56359/pharmgen.v3i3.411 Uji Sifat Fisikokimia Sediaan Lotion Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus) Dengan Variasi Konsentrasi Asam Stearat https://genius.inspira.or.id/index.php/pharmgen/article/view/414 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Daun katuk mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan diketahui dapat berperan sebagai pelindung dari paparan radikal bebas pada kulit, untuk memudahkan penggunaanya sebagai antioksidan dibuat menjadi sediaan <em>lotion</em>. </p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fisikokimia <em>lotion</em> ekstrak daun katuk dengan variasi konsentrasi asam stearat berdasar pengujian organoleptis, homogenitas, pH, dan diameter sebar.</p> <p><strong>Metode</strong>: Metode penelitian ini menggunakan menggunakan <em>Posttest Only Group Design</em>. Ekstraksi serbuk daun katuk dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%, di formulasi menjadi sediaan <em>lotion</em> dengan variasi konsentrasi asam stearat F1 (5%), F2 (7,5%), F3 (10%). Pengujian organoleptis dan homogenitas dianalisis secara deskriptif, pH dan diameter sebar dianalisis secara statistik menggunakan <em>Oneway-ANOVA</em> dilanjutkan dengan uji LSD.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Hasil pengujian menunjukkan sediaan <em>lotion</em> berwarna hijau tua, bau khas daun katuk, tekstur F1 dan F2 agak kental, F3 kental, uji homogenitas tidak homogen, pH pada F1,F2,F3 berturut-turut,yaitu 5,16±0,01; 5,10±0,01dan 5,04±0,01, diameter sebar didapatkan hasil yang memenuhi syarat pada F1, F2, F3 berturut-turut yaitu 8,27±0,08 cm; 8,13±0,05 cm; 6,69±0,18 cm.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Sediaan <em>lotion</em> ekstrak daun katuk pada F1, F2, F3 memenuhi persyaratan fisikokimia pada pengujian organoleptis, pH, diameter sebar, tetapi tidak memenuhi persyaratan fisikokimia pada uji homogenitas.</p> Desiana Hari Kusumaningtiyas Fara Azzahra Copyright (c) 2024 Pharmacy Genius https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-10-30 2024-10-30 3 3 161 171 10.56359/pharmgen.v3i3.414 Isolasi dan Identifikasi Kurkumin Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) dengan Metode Kromatografi Kolom https://genius.inspira.or.id/index.php/pharmgen/article/view/427 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Temulawak telah banyak digunakan oleh masyarakat dalam pengobatan tradisional dengan berbagai manfaat. Rimpang temulawak mengandung kurkumin, serat, pati, kalium oksalat, minyak atsiri, flavonoid dan zat-zat tersebut berfungsi sebagai antimikroba, mencegah penggumpalan darah, immunostimulan, anti peradangan, melancarkan metabolisme dan fungsi organ tubuh.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan isolasi kurkumin dari ekstrak etanol 95% temulawak dengan menggunakan kromatografi kolom, kemudian diidentifikasi &nbsp;spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 400-800 nm.</p> <p><strong>Metode</strong>: Metode penelitian yaitu isolasi kurkumin dengan kromatografi kolom terhadap&nbsp; ekstrak&nbsp; etanol 95% temulawak dengan eluen kloroform:etanol:asam asetat glasial (94:5:1), selanjutnya dilakukan identifikasi dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 400nm-800nm.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Hasil isolasi senyawa kurkumin dari ekstrak temulawak dengan eluen kloroform:etanol:asam asetat glasial (94:5:1) diperoleh dengan menggunakan kromatografi kolom berupa cairan berwarna kuning pekat, kemudian identifikasi dengan spektrofotometri UV Vis dan &nbsp;diperoleh nilai absorbansi tertinggi pada panjang gelombang maksimum 425 nm.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kurkumin dapat diisolasi dari ekstrak temulawak dengan metode kromatografi kolom dan diidentifikasi dengan Spektrofotometri Uv Vis.</p> Siti Rahmah Kurnia Ramdan Aas Catia Asih Anna L Yusuf Davit Nugraha Marlina Indriastuti Panji Wahlanto Copyright (c) 2024 Pharmacy Genius https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-10-30 2024-10-30 3 3 172 179 10.56359/pharmgen.v3i3.427 Kajian Evaluatif Teknik Distribusi Obat pada Apotek di Kota Banjar https://genius.inspira.or.id/index.php/pharmgen/article/view/447 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Apotek merupakan salah satu fasilitas distribusi yang berhubungan langsung dengan konsumen, oleh karena itu harus melaksanakan prinsip-prinsip mengenai Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) agar mutu obat dapat terjaga sampai obat dikonsumsi oleh pasien.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Mengetahui gambaran pelaksanaan CDOB pada apotek di Kota Banjar.</p> <p><strong>Metode</strong>: Merupakan penelitian deskriptif non eksperimental dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian berupa lembar pemeriksaan yang diperoleh dari BPOM diisi secara daring oleh responden. Populasi adalah 31 apoteker yang terdaftar pada Dinas Kesehatan Kota Banjar dengan sampel sebanyak 100% dari jumlah populasi. Data yang didapat berupa informasi tentang pelaksanaan aspek-aspek CDOB. Objek penelitian adalah apoteker pada sarana apotek yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kota Banjar berdasarkan data pelaporan tahun 2020. Data primer didapatkan dari hasil survey berupa jawaban responden atas pelaksanaan aspek profil sarana, bangunan dan peralatan, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, penyaluran, penanganan produk kembali dan kadaluarsa, pemusnahan, dan aspek lainnya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif untuk dapat menentukan tindak lanjut yang mungkin diterapkan pada apotek-apotek yang belum melaksanakan CDOB dengan baik.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Berdasarkan tingkat kekritisan C (Critical) dari aspek yang diteliti diperoleh fakta bahwa CDOB telah dilaksanakan dengan tingkat kualitas 97,85 %. Untuk tingkat kekritisan M (Major) dari aspek yang diteliti diperoleh fakta bahwa CDOB telah dilaksanakan dengan tingkat kualitas 94% . Sementara untuk tingkat kekritisan m (Minor) dari aspek yang diteliti diperoleh fakta bahwa CDOB telah dilaksanakan dengan tingkat kualitas 88,71%.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Pelaksanaan CDOB di Kota Banjar telah berjalan sesuai dengan Permenkes Nomor 73 tahun 2016. Dari perolehan data, implementasi CDOB di Kota Banjar pada saat dilakukan survey dalam kondisi membaik. Tindak lanjut bagi responden yang masih memiliki nilai negatif pada aspek dengan tingkat kekritisan C (Critical) adalah dengan diberikannya peringatan tertulis, sedangkan bagi temuan pada tingkat kekritisan Major maupun Minor cukup dengan dilakukannya pembinaan reguler dari instansi berwenang.</p> Marlina Indriastuti Tatang Sutisna Copyright (c) 2024 Pharmacy Genius https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-10-30 2024-10-30 3 3 180 189 10.56359/pharmgen.v3i3.447